Selasa, 19 Maret 2013

Belajar Maaf Memaafkan Dari Siswa TK

Saat masih duduk di bangku kuliah semester 3, aku sempat bekerja sebagai asisten guru TK selama kurang lebih satu semester di sebuah TK di Yogyakarta. Aku bekerja dari hari senin hingga sabtu. Pekerjaanku sehari-hari tidak lain tidak bukan adalah membantu ibu guru untuk menyiapkan alat-alat belajar siswa. 

Aku  tidak diperkenankan untuk mengajar karena memang konsentrasiku bukan di pendidikan guru taman kanak-kanak dan statusku waktu itu hanyalah mahasiswa magang. Namun sesekali ibu guru mempersilakan aku untuk menyampaikan materi pelajaran pada siswa. Hanya sesekali namun benar-benar memberikan pengalaman mengajar yang luar biasa. Terimakasih, bu. Hehe... ^_^

Sebenarnya aku tidak ingin bercerita panjang lebar tentang pekerjaanku di TK waktu itu. Yang ingin kuceritakan kali ini adalah tentang betapa mudahnya anak-anak itu maaf memaafkan satu sama lain di usia mereka yang tergolong masih sangat dini. 

Salah satu contohnya adalah pernah suatu siang seorang siswa laki-laki (aku lupa namanya hehe ^_^) yang dianggap paling aktif (baca: nakal ^_^)  memain-mainkan dan akhirnya menumpahkan isi kotak pensil kawannya yang juga laki-laki. Sontak si anak yang merasa isi kotak pensilnya tumpah marah sejadi-jadinya dan memukuli teman yang yang menumpahkan tersebut. 

Yang membanggakan, si anak yang telah menumpahkan isi kotak pensil temannya tersebut dengan gentleman-nya berkata, "Mit yo aku ra sengojo." (Maaf ya aku tidak sengaja) sembari mengajukan tangan kanan untuk mengajak bersalaman. Akhirnya keluluhanpun terjadi pada si korban kotak pensil tumpah. Dengan tulusnya ia memberikan maaf untuk temannya tersebut dan merekapun saling bersalaman dan memaafkan.

Ooohhh...betapa terharunya aku dan bu guru siang itu. Anak yang dianggap paling nakalpun tak merasa berat untuk meminta maaf pada temannya. Begitu juga sebaliknya, dengan mudahnya ia memberikan permintaan maaf dan setelah itu mereka kembali bermain bersama seakan-akan tidak ada perkelahian sebelumnya. Semuanya seakan berjalan tulus dan mulus. ^_^

Pernah juga ada seorang siswa perempuan yang memang hobi sekali memelukku (sejak kehadiran pertamaku di TK, siswa itu memang langsung dekat denganku) tiba-tiba tak sengaja melepaskan manik-manik yang ada di kerudungku. Jelas saja aku refleks memasang muka masam sambil berkata, "Yaaahhh lepas deh manik-maniknya." Tiba-tiba siswa itu melepaskan pelukannya dan berdiri di depanku sambil berkata pelan, "Bu guruuu maaf, aku nggak sengaja. Maaf yaaa bu guru." 

Aku yang dihadapi kata-kata tersebut malah ingin menitikkan air mata (namun kutahan karena gengsi dong di depan murid masa bu gurunya nangis, ntar dibilang cengeng sama muridnya hehehe ^_^) sambil memeluknya kembali dan kuelus kepalanya. Kukatakan padanya, "Nggak papa sayang, kan nggak sengaja. Bu guru maafin kok sayang." Seketika anak itu tersenyum dan malah memberikanku sebuah ciuman di pipi. Terharu... T.T

Itulah sekelumit cerita tentang betapa mudahnya anak-anak itu saling maaf memaafkan. Sebenarnya masih banyak perilaku para siswa yang membuatku semakin bercermin dan berkata dalam hati, "Apakah aku sudah memaafkan orang yang pernah minta maaf padaku? Apakah aku sudah meminta maaf pada orang yang sudah aku kecewakan?"  Hmmm...memang sedikit tertohok saat mereka (para siswa TK) itu tiba-tiba menjabat tangan kawannya untuk meminta maaf dan tiba-tiba mereka sudah bermain bersama lagi. Sungguh sangat mengharukan. 

Semoga kita yang dewasa dapat menauladani sikap hebat mereka tersebut. Mulai detik ini, hilangkan yuk rasa sungkan untuk meminta maaf dan munculkanlah ketulusan untuk memaafkan. Tak ada salahnya kita sama-sama belajar dan saling mengingatkan. Ingat, Allah itu Maha Pengampun. Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. ^_^



Pict: google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar